5 kota besar terpadat di dunia
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah merilis data terbaru tentang kota-kota terpadat di dunia. Mari kita lihat kota-kota besar teratas berdasarkan jumlah penduduknya.
Pengawasan Total
Di bulan Agustus, sekelompok jurnalis Associated Press merilis hasil investigasi yang mengungkapkan bahwa layanan terkontrol Google, seperti Google Maps, memata-matai penggunanya. Kasus ini menjadi penuh skandal mengingat fakta bahwa pengawasan terus berlanjut, meskipun jika pengguan Smartphone telah menonaktifkan fitur ini,
Google menyimpan data harian mengenai pergerakan seseorang, dan hal ini mengganggu privasi.
Perusahaan ini sendiri mengakui bahwa mereka menyimpan data pengguna, mengklaim bahwa tindakan tersebut hanya untuk "meningkatkan pengalaman pengguna".
Perusahaan ini membuat perubahan untuk penggunaan Riwayat Lokasi. Menurut poin kebijakan baru, mematikan fungsi Riwayat Lokai tidak akan mempengaruhi geolokasi pada layanan lain dari Google, misalnya, di Google Maps.
Maka, perusahaan IT yang besar ini tidak berpengaruh dalam situasi tersebut, namun mengamankan perangkatnya dengan mengubah peraturan dalam penggunaan fungsi.
Diskriminasi terhadap Kulit Putih
Di tahun lalu, skandal seksis yang besar mengguncang Google. Teknisi perangkat lunak yang bernama James Damore menyusun manifesto sepanjang 10 halaman yang menegaskan bahwa kebijakan yang baru dalam merekrut wanita dan orang-orang dari etnis berbeda ini berada pada sisi yang salah. Damore menjelaskan bahwa ketidaksuksesan wanita dalam bidang IT dengan karakteristik biologis dan, di samping itu, menyatakan bahwa wanita memegang posisi jajaran manajer bukanlah karena usaha mereka, tetapi karena mereka adalah 'minoritas'.
"Kita harus berhenti berasumsi bahwa kesenjangan gender menyiratkan seksisme", kata penulis surat itu.
Manajemen Google tidak cukup peduli pada klaim Damore dan memecatnya karena melanggar etika perusahaan.
Kini, Damore sedang berusaha menuntut mantan atasannya, dengan menuduhnya melakukan pemberhentian secara ilegal.
Kacamata Masa Depan
Pada tahun 2013, perusahaan ini mulai menguji Google Glass, yang seharusnya memperkenalkan Realitas Tertambah (Augmented Reality/AR) ke massa. Namun, proyek ini tetap menjadi salah satu bencana terbesar dalam sejarah perusahaan. Pertama, publik disajikan dengan prototipe buruk, karena salah satu pendiri Google Sergey Brin ingin sesegera mungkin mengetahui tentang reaksi masyarakat terhadap gadget baru ini. Hasilnya, presentasi yang jelas mengenai perangkat tersebut tidak dapat meyakinkan orang-orang yang skeptis dan ada banyak ulasan negatif: tampilan alat ini tidak cocok dengan untuk pengguna, begitu juga dengan otonominya, dan, di samping itu, kacamatanya terlalu panas.
Ada versi Google Glasses yang muncul di pasar sebelum siap memperkenalkan augmented reality ke dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sekarang pun teknologi ini tidak banyak diminati.
Konflik dengan Trump
Pada akhir Agustus 2018, Presiden AS Donald Trump mengkritik Google, menyarankan perusahaan itu untuk "lebih berhati-hati" mulai dari sekarang. Pemimpin Amerika ini percaya bahwa Google sengaja hanya menampilkan berita negatif tentang dirinya, mendukung media liberal dan menyembunyikan publikasi "yang benar".
Perusahaan ini menyangkal bias politik apa pun. Pendapat yang sama ini dimiliki oleh beberapa pakar TI yang berpendapat bahwa algoritma Google tidak peka terhadap agenda politik. Namun demikian, perusahaan ini sekarang berada di bawah pengawasan Trump.
Penyalahgunaan Kekuasaan
Google telah menetapkan dua anti-rekor untuk penalti dari Komisi Eropa. Musim panas lalu, perusahaan ini didenda €2,4 miliar, dan menjadi penalti terbesar dalam sejarah Komisi Eropa. Alasannya adalah penyalahgunaan posisi untuk mempromosikan layanannya dengan pembelian: diduga Google secara artifisial menjatuhkan situs pesaing dalam hasil pencarian.
Setahun kemudian, rekor ini dikalahkan: Google menerima denda hampir dua kali lipat dari yang sebelumnya, €4,3 miliar, karena melanggar undang-undang antimonopoli. Kali ini perusahaan tersebut dituduh menggunakan "praktik anti-persaingan" yang ditujukan untuk mempromosikan sistem operasi Android, yang telah memegang posisi dominan di pasar sistem operasi seluler.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah merilis data terbaru tentang kota-kota terpadat di dunia. Mari kita lihat kota-kota besar teratas berdasarkan jumlah penduduknya.
Banyak negara terkenal dengan tradisi pembuatan anggurnya, tetapi hanya beberapa yang memiliki infrastruktur wisata anggur yang berkembang dengan baik, yang semakin populer setiap tahunnya. Berikut adalah negara-negara yang menawarkan tur anggur terbaik di dunia saat ini.
Lampu yang gemerlap, hadiah buatan tangan yang unik, aroma roti jahe, dan anggur hangat—ini hanyalah beberapa hal yang menarik pengunjung ke pasar Natal Eropa. Jika Anda mencari tempat yang sempurna untuk membenamkan diri dalam semangat liburan, panduan ini akan mengarahkan Anda ke arah yang tepat. Berikut adalah daftar pasar Natal terbaik di Eropa versi majalah Forbes.